Berawal dari kisah seorang wanita
yang menjadi tamu Allah di tahun 1999 yang lalu, diusianya yang ke 34 tahuh ia menghadiri undangan
Tuhannya hanya dengan bekal ilmu syariat yang dimiliki saat itu yang sangat
minim sekali bila dibanding dengan para jamaah lainnya.
Namun keimanan yang membesarkan hati mengantarkan dirinya sampai ke Baitullah, disaat berada di dalam Masjidil Haram dirinya merasa iri dengan kebanyakan orang yang bisa mengisi waktu luangnya dengan membaca Al Qur’an sambil menunggu datangnya waktu sholat berikutnya, sedangkan ia hanya bisa memegang tasbih dengan berdzikir.
Namun keimanan yang membesarkan hati mengantarkan dirinya sampai ke Baitullah, disaat berada di dalam Masjidil Haram dirinya merasa iri dengan kebanyakan orang yang bisa mengisi waktu luangnya dengan membaca Al Qur’an sambil menunggu datangnya waktu sholat berikutnya, sedangkan ia hanya bisa memegang tasbih dengan berdzikir.
Sejak saat itu muncullah niatnya
untuk belajar membaca huruf arab agar bisa membaca Al Qur’an, dan alhamdulillah
dimana ada kemauan disitu ada pertolongan Tuhan, sesampainya di tanah air
disampaikannya keinginan tersebut kepada rekan kerjanya dan dipertemukanlah
dengan guru pembimbing baca al Qur’an.
Dalam proses belajar membaca al
Qur’an, si wanita tersebut tidak sendiri tetapi bersama kedua anaknya yang
kebetulan masih kecil-kecil, untuk menghindari kejenuhan pada anak-anaknya maka
si wanita tersebut mengajak anak-anak tetangga yang masih teman bermain anaknya
untuk ikut belajar mengaji juga walau dengan berkorban membelikan permen
ataupun buah pisang sekedar untuk merayu agar mau menemani anaknya mengaji.
Dengan berjalannya waktu anak-anak
tetangga yang berkumpul di rumah si wanita semakin hari semakin banyak hingga
ruang tamu yang ditempati untuk kegiatan belajar tidak muat dan harus menanbah
ruang tengah untuk kegiatan belajar juga.
Suatu ketika sang ustadzah atau
guru pembimbing tidak hadir, dan anak-anak yang akan belajar mengaji sudah
memenuhi ruangan, sementara si wanita masih belum bisa mengajari baca huruf arab,
lebih diparah lagi tiba-tiba datang seorang lelaki tua yang dikenal di desa
tersebut seorang tokoh agama menitipkan cucunya untuk menimba ilmu baca Al
Qur’an pada si wanita tersebut.
Kondisi seperti itu membuat
pikiran si wanita benar-benar bingung, betapa tidak dirinya yang masih belum
bisa membaca Al Qur’an dengan benar sudah menghadapi santri atau anak-anak yang
jumlahnya tidak sedikit belum lagi kehadiran cucu tokoh agama setempat.
Namun kejadian inilah yang menuntut si wanita untuk segera membekali diri dengan ilmu Al Qur’an yang benar, supaya dapat memiliki pengetahuan untuk mengajar dan memiliki ilmu yang akan diajarkan, sehingga bila sewaktu-waktu guru pembimbing tidak hadir maka dirinya dapat menggantikannya.
Namun kejadian inilah yang menuntut si wanita untuk segera membekali diri dengan ilmu Al Qur’an yang benar, supaya dapat memiliki pengetahuan untuk mengajar dan memiliki ilmu yang akan diajarkan, sehingga bila sewaktu-waktu guru pembimbing tidak hadir maka dirinya dapat menggantikannya.
Terpikirlah oleh si wanita untuk
mendatangi Masjid Jami’ Al Baitul Amin di kota Jember untuk mengkonsultasikan
kegiatan yang sedang dikerjakannya dengan mengutarakan keinginannya untuk
belajar ilmu AL Qur’an, walhasil remaja Masjid Jami’ Jember memberikan petunjuk
agar si wanita menemui salah satu diantara 3 Ustad hafal Qur’an yang ada di
jember untuk menimba ilmu pada beliaunya, dan saat itu si wanita diantar oleh
suaminya mengunjungi pondok pesantren Yasinat yang di asuh oleh KH Dimyati di
desa Kesilir - Jember.
Alhamdulillah si wanita tersebut
diterima dengan baik dan dapat belajar Al Qur’an langsung dibimbing oleh Ustad
Imam Baghowi selama satu tahun lebih, bersamaan dengan itu Ustad Imam Baghowi
juga mengutus adiknya yang bernama Ustad Imam Bahroni untuk mendampingi si wanita mengelolah pendidikan secara
benar bagi anak-anak yang belajar baca
Al Qur’an di rumah si wanita tersebut dengan menggunakan metode Qiroati.
Seiring berjalannya waktu si
wanita sibuk bergelut dengan Al Qur’an, disaat selesai membaca Al Qur’an
tiba-tiba terlintas dalam pikirannya dan menyadari betapa besar anugrah yang di
berikan Tuhan pada dirinya.
Sungguh tidak pernah terbayangkan bila dirinya bisa membaca Al Qur’an di usia yang sudah 36 tahun, lebih bersyukur lagi bisa dipertemukan pada guru yang memang ahlinya, ini benar-benar hidayah dari Tuhan, dengan demikian kelompok belajar di rumah si wanita tersebut di beri nama Taman Pendidikan Al Qur'an Al Hidayah yang berdiri tahun 1999 di jln Airlangga Rambipuji - Jember
Realita ia rasakan bahwa Tuhan membukakan dan mempermudah jalan bagi hambanya yang menuntut ilmu.
Sungguh tidak pernah terbayangkan bila dirinya bisa membaca Al Qur’an di usia yang sudah 36 tahun, lebih bersyukur lagi bisa dipertemukan pada guru yang memang ahlinya, ini benar-benar hidayah dari Tuhan, dengan demikian kelompok belajar di rumah si wanita tersebut di beri nama Taman Pendidikan Al Qur'an Al Hidayah yang berdiri tahun 1999 di jln Airlangga Rambipuji - Jember
Realita ia rasakan bahwa Tuhan membukakan dan mempermudah jalan bagi hambanya yang menuntut ilmu.
Untuk mensyukuri tercapainya
keinginannya yaitu bisa baca Al Qur’an, maka si wanita tidak membebani
pembayaran apapun pada anak-anak yang menimba ilmu atau belajar Al Qur’an di
TPA Al Hidayah sejak berdirinya sampai sekarang.
Adapun untuk transportasi para guru pembimbing yang jumlahnya 4 orang di peroleh dari saudaranya yang memiliki kepedulian terhadap kelangsungan proses pendidikan Al Qur’an, namun bila bantuan belum tiba maka si wanita menyikapinya sendiri dengan pertolongan Tuhan semuanya berjalan dengan baik.
Adapun untuk transportasi para guru pembimbing yang jumlahnya 4 orang di peroleh dari saudaranya yang memiliki kepedulian terhadap kelangsungan proses pendidikan Al Qur’an, namun bila bantuan belum tiba maka si wanita menyikapinya sendiri dengan pertolongan Tuhan semuanya berjalan dengan baik.
Demikian sejarah berdirinya TPA Al Hidayah di desa Rambipuji yang bisa saya tulis, semoga tulisan ini dapat mengenang perjuangan beliau yang telah mendirikan lembaga tersebut dan kepada para pembaca saya haturkan terima kasih.
Salam dari jauh
No comments:
Post a Comment