Sebut saja namaku Muly yang kebetulan saat itu usiaku sudah berumur 22 tahun, cukup muda dengan postur tubuh tinggi ramping mirip Lady Diana.
Berawal pengembangan bisnis kayu yang sedang aku tekuni, banyaklah teman bisnis yang selalu bersamaku dan salah satunya adalah kakak Muh yang sangat mencintaiku.
Pada suatu hari aku bertemu dengan seorang lelaki bertubuh kekar bernama Prio Utomo yang memperkenalkan dirinya sebagai lelaki dengan status single, tiada hari yang aku lalui tanpa bersama dengannya, bercanda ceria dengannya, sampai aku melupakan kakak Muh pacarku sendiri yang selama ini setia mendampingi bisnisku.
Nasehat kebenaran yang disampaikan kakak Muh padaku saat itu tak pernah aku hiraukan dan ku anggap sentimen akibat kecemburuannya pada mas Prio yang semakin merebut hatiku, hingga suatu saat kak Muh berhasil membuktikan nasehatnya bahwa mas Prio bukanlah lelaki single melainkan lelaki yang sudah beristri dan memiliki 1 anak laki-laki yang tinggal di kota.
Malu, marah, kecewa, benci semua campur jadi satu, sementara hatiku sudah terlanjur sangat mencintainya dan hubunganku dengan mas Prio sudah sulit dipisahkan, kalaupun mati itu dibolehkan oleh Tuhan mungkin saat itu aku memilih mengakhiri hidupku dari pada harus berpisah, andai kembali ke rahim ibu bisa aku lakukan mungkin aku pilih tak akan pernah terlahirkan kembali.
Dengan perasaan hati yang hancur, mas Prio datang dengan membawa harapan yang indah untuk tetap menikahiku dan membuktikan dengan mengajukan pada orang tuaku untuk melamarku dan saat itu aku tak tega menceritakan hal sebenarnya pada orang tuaku yang telah mengenal mas Prio sebagai lelaki yang baik.
Suatu ketika aku bertanya," mas Prio kenapa kau bersikeras ingin menikahiku sementara kau sudah punya istri dan anak ?. dengan suara pelan mas Prio menjawab," aku sangat menyayangimu adik Muly. kemudian aku timpali dengan pertanyaan lagi ," bukankah cintamu sudah kau berikan pada istrimu, dan kau pasti mencintai istri yang telah kau nikahi dan kau tak akan menikahi istrimu bila kau tak mencintainya benarkan mas Prio ?
Lagi-lagi jawabannya mematikan emosiku, dengan menggenggam tanganku mas Prio menjawab," adik Muly mas tidak bisa mencintai istri mas lantaran istri mas lebih mengikuti ucapan orang tuanya ketimbang ucapan mas sebagai suaminya, dia lebih tetap memilih hidup bersama orang tuanya karena dia memang anak semata wayang, sedangkan mas sudah 3 tahun bertahan hidup di kota ini tanpa didampingi istri dan baru sebulan sekali mengunjunginya dengan mengantarkan nafkah buat mereka, kini kau mengerti sayang kenapa mas sangat menginginkan hidup bersama adik Muly."
Beberapa hari kemudian datanglah tamu yang tak pernah aku kenal sebelumnya, ia seorang wanita dengan seorang anak laki-laki seusia Tk, wanita tersebut memperkenalkan diri bernama Cicik sebagai istri lelaki yang aku cintai saat ini dan anak yang dibawanya bernama Yuda buah hatinya bersama mas Prio, dengan suara gemetar Cicik menceritakan kisah perjalanan rumah tangganya.
Beberapa hari kemudian datanglah tamu yang tak pernah aku kenal sebelumnya, ia seorang wanita dengan seorang anak laki-laki seusia Tk, wanita tersebut memperkenalkan diri bernama Cicik sebagai istri lelaki yang aku cintai saat ini dan anak yang dibawanya bernama Yuda buah hatinya bersama mas Prio, dengan suara gemetar Cicik menceritakan kisah perjalanan rumah tangganya.
Dengan penuh harap Cicik memohon padaku ," Dik Muly anda masih muda dan cantik andai kau meninggalkan mas Prio tentu disana banyak lelaki yang akan mengisi hidupmu, namun bila aku yang meninggalkan mas Prio siapa yang menafkahi aku dan anakku sedangkan aku tak bisa kerja sedangkan umurku dan wajahku tak secantik dirimu, aku mohon menjauhlah dari suamiku ."
Aku tak bisa menjawab sepata katapun saat itu kecuali air mata yang membasahi pipi sebagai rasa bersalah aku telah mencintai suami orang, aku telah terjerumus dalam cinta yang terlarang, aku telah salah mencintai lelaki.
Hari demi hari kulalui dengan deraian air mata, dengan tekat yang kuat aku berusaha menjauhi mas Prio yang selalu mencariku, aq tinggalkan kota dimana aku tinggal walau aq selalu mencari tau keadaan lelaki yang kucintai, mungkin cinta tak harus memiliki itu yang menguatkan keyakinanku.
Beberapa tahun kemudian aku bertemu salah satu teman mas Prio yang membawa kabar mengejutkan ," Dik Muly ya ? saya mencari anda kemana-mana namun aku terlambat karena mas Prio kini telah tiada meninggalkan kita untuk selamanya, mas Prio meninggal di RS. DKT Jember sakit liver dik, sebelum meninggal dia memintaku untuk mencarimu karena dia sangat ingin bertemu denganmu tapi takdir berkata lain."
Aku tak bisa menjawab sepata katapun saat itu kecuali air mata yang membasahi pipi sebagai rasa bersalah aku telah mencintai suami orang, aku telah terjerumus dalam cinta yang terlarang, aku telah salah mencintai lelaki.
Hari demi hari kulalui dengan deraian air mata, dengan tekat yang kuat aku berusaha menjauhi mas Prio yang selalu mencariku, aq tinggalkan kota dimana aku tinggal walau aq selalu mencari tau keadaan lelaki yang kucintai, mungkin cinta tak harus memiliki itu yang menguatkan keyakinanku.
Beberapa tahun kemudian aku bertemu salah satu teman mas Prio yang membawa kabar mengejutkan ," Dik Muly ya ? saya mencari anda kemana-mana namun aku terlambat karena mas Prio kini telah tiada meninggalkan kita untuk selamanya, mas Prio meninggal di RS. DKT Jember sakit liver dik, sebelum meninggal dia memintaku untuk mencarimu karena dia sangat ingin bertemu denganmu tapi takdir berkata lain."
Mendengar semua ini membuat tubuhku lemas dengan deraian air mata mengantar kepergian mas Prio walau terlambat aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan kekasih hatiku semoga kau tenang disana .
No comments:
Post a Comment