Anak Yatim adalah anak yang ditinggal wafat oleh bapak atau orang tua kandungnya, adapun secara bahasa arab pengertian yatim adalah anak yang kehilangan ( kematian ) bapak yang menafkahi hidupnya.
Anak yatim adalah anak-anak yang kehilangan unsur-unsur kekuatan hidupnya, mereka telah kehilangan muara kasih sayang yang tulus dengan sepeninggal orang tuanya.
Indahnya berbagi kasih Mulyati bersama 13 anak yatim piatu
Indahnya berbagi kasih Mulyati bersama 13 anak yatim piatu
Hampir semua agama memotifasi umatnya untuk selalu memberikan kontribusi yang besar terhadap keadaan orang lain terutama pada anak yatim, dan sebisa mungkin menghindari kebiasaan buruk yang mementingkan kebutuhan pribadi sampai tidak peduli dengan kebutuhan orang disekitarnya, acuh takacuh terhadap musibah atau masalah yang menimpa orang lain.
Salah satunya agama Islam mendorong setiap muslim untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yatim secara finansial maupun perhatian dengan kasih sayang yang baik, dan Allah menjanjikan kemuliaan yang besar pada orang-orang yang berbuat baik terhadap anak yatim
Dalam pandangan agama Islam, anak yatim menduduki posisi yang khusus dan terhormat hingga disebut dalam al Qur’an berkali-kali, mengapa demikian ? kurang lebihnya karena anak yatim memiliki kelemahan dan kekurangan sehingga membutuhkan uluran tangan orang lain untuk membantu menyantuni dan memeliharanya dengan baik.
Sebagaimana firman Allah QS. Al Maa’uun ayat 1 – 2
Aroaitalladzii yukadzibubiddiin fadzaalikalladzii yadu’ulyatiim walaa yahudhualaa toaamil miskiin.
Artinya, Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Menyantuni anak yatim merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim sesuai dengan kemampuannya misalnya bantuan finansial untuk mengkafer kebutukan pokok hidupnya seperti, kebutuhan akan makanan, pakaian, kesehatan dan biaya pendidikannya.
Disamping itu ada juga kebutuhan selain finansial yaitu, kebutuhan akan perlindungan dan kasih sayang orang tua.
Mereka para anak yatim merindukan kehadiran sosok pengasuh pengganti orang tuanya yang dapat mendampingi hidupnya dengan penuh kasih sayang dan perhatian sehingga dapat merasakan kehangatan yang disertai perasaan aman.
Adapun masa keyatiman anak akan terhenti ketika anak tersebut memasuki usia balig dan mampu menghidupi dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An Nisaa’ ayat 6
Wabtalul yataama hatta adza balagun nikaah Fa in aanastum minhum rusydan fad fa’uu ilaihim amwalahum.
Artinya, Anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk nikah, kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas ( pandai memelihara harta ) maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.
Dengan begitu kehadiran orang tua asuh sangatlah dibutuhkan untuk mendampingi anak yatim hingga mereka sampai pada usia balig dan mampu menghidupi dirinya sendiri, memang berat menjadi pengasuh yang amanah pada anak yatim, apabila datang rasa lelah maka segera sadarkanlah pikiran dan bayangkan seandainya yang menjadi yatim itu adalah anak anda, tentunya mereka sangat membutuhkan perlindungan, kasih sayang, kecukupan dan ketentraman.
Dengan demikian kehadiran orang tua asuh merupakan suatu keharusan dalam mendampingi hidupnya hingga mampu mengantarkan anak yatim menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.
Namun ironisnya realita di masyarakat tidak sedikit orang tua asuh yang mendholimi anak yatim, mereka seharusnya melindungi malah menelantarkan, mereka seharusnya mengamankan hartanya malah disalah gunakan untuk kepentingan pribadinya, bagi para pengasuh yang dholim ini diancam oleh Allah sebagaimana firmannya dalam QS An Nisaa ayat 10
Innalladzina ya’ kuluuna amwaalal yataamaa dhulman Innamaa ya’ kuluuna fii butuu nihim naaron wasash launa saiiron
Artinya, Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dholim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
Demikian ancaman Allah yang ditujukan kepada orang yang menalantarkan dan memakan harta anak yatim, mereka akan menerima siksaan yang sangat kerang di neraka jahannam.
Adapun untuk orang tua asuh anak yatim yang melakukan pemeliharaan dengan amanah, mereka akan memperoleh kemuliaan di surga bersama Nabi.
Rosulullah SAW didalam hadisnya telah menyebutkan salah satu keutamaan memelihara dan merawat anak yatim, sebagaimana sabda beliau
Artinya, Aku dan pemelihara anak yatim disurga nanti, kedudukannya seperti (dua jari) ini dan beliau memberi isyarat dengan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا » وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
.Artinya, Aku dan pemelihara anak yatim disurga nanti, kedudukannya seperti (dua jari) ini dan beliau memberi isyarat dengan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Baginda Rosulullah menunjukkan besarnya kemuliaan pemelihara anak yatim yang baik hingga dapat berdekatan bersama beliau di surga.
Sungguh indah al Qur’an telah menuntun kita dalam melaksanakan kehidupan ini, dengan ancaman neraka bagi yang berbuat dholim dan hadiah surga bagi mereka yang berjalan dijalan yang benar, sehingga dapat melaksanakan amanah pada yang di amanahkan.
Demikian ulasan tentang anak yatim, harapan saya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Salam dari jauh..
No comments:
Post a Comment