Wednesday 11 March 2015

CARA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA


CARA  ALLAH MENCINTAI HAMBANYA
                    Kisah Kasih Sepasang anak Adam dalam merajut Cinta Sejati

Cinta adalah keindahan, kehangatan, ketentraman,,
Bila terdengar kata cinta, bayangan kita akan tertuju pada cinta kekasih hati,, atau belahan jiwa. Pernahkah terpikirkan oleh kita tentang cinta Allah...
Padahal cinta yang manusia miliki sungguh tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan cintanya Allah.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhori ra.
Rasulullah Saw bersabda ; Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hambanya, maka Allah memanggil malaikat Jibrlil dan berkata :' wahai  Jibril, Aku mencintai si hamba  ini maka cintailah hambaku ini ! lalu malaikat Jibril mencintai si hamba tersebut.

Kemudian Jibril mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para malaikat, nabi, dan wali allah ; wahai penduduk langit sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah orang ini oleh kalian semua ! maka seluruh penduduk langitpun mencintainya, kemudian orang inipun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini ( HR. Bukhori )

Demikianlah cintanya Allah kepada seorang hamba pilihannya begitu besar dan agungnya, namun cara Allah mencintai hambanya tidak sama dengan cara kita mencintai sang kekasiah hati.
Bila kita mencintai sang kekasih belahan jiwa, maka akan kita berikan apapun yang dia inginkan hingga senanglah hatinya..

Namun bila Allah mencintai hambanya maka disegerakanlah siksa atas kesalahannya, ditimpakannya ujian yang untuk penguat iman, diterpakannya tekanan kehidupan yang tiada berlalu, sehingga didapatkannya ilmu yang bermanfaat sebagai penerang dan tentramlah hatinya.

Dalam sebuah kisah yang dialami seorang wanita di sebuah desa Rambipuji - Jember.
Dalam keheningan seorang istri merebahkan kepalanya di atas pangkuan suami tercintanya, disaat itu sang suami dengan lembut menyibakkan rambut istrinya sambil tersenyum, sang suami memandangi wajah istrinya penuh kasih dan berkata ;' istriku sungguh aku kasihan padamu, sering kali aku bentur - benturkan hidupmu  namun kau tetap tabah.

Istriku rasanya penyakit sesak yang aku derita ini cukup berat sekali,,,  bila aku meninggal nanti,, kamu menikahlah lagi ! 
Istriku,,,, agar ada yang menjagamu,, agar ada yang melindungimu, aku tak tega meninggalkanmu sendiri , aku kasihan bila melihatmu sendiri.
.
Dengan spontan sang istri menjawab tidak, kau tidak boleh meninggal, kita harus hidup sampai kaki kaki nini nini, bila kau meninggal aku tak bisa hidup tanpamu ......!

Wahai saudaraku percakapan sepasang anak Adam yang penuh kasih inipun rupanya terbeli kontan oleh Allah, beberapa hari kemudian tepatnya hari Senin, 4 pebruari 2013 sang suami menghembuskan nafas yang terakhir meninggalkan istrinya selamanya untuk memenuhi panggilan Allah.

Dengan pikiran yang pupus, perasaan yang tersayat-sayat, langkah yang lunglai dan beratnya tekanan kejiwaan, terlintaslah dalam benaknya;'
Mungkin tangisku lebih Allah sukai dari pada tawaku,'  lalu sang istri berusaha bangkit dengan menyandarkan harapannya kepada sang pemilik jiwa.

Ya Allah kini aku bersimpuh dihadapanmu dengan memohon keteguhan hati di atas jalan yang engkau ridhoi.
Dan dipertengahan malam lebih tepatnya disepertiga akhir malam, Allah turun ke langit dunia untuk mendengarkan rintihan hambanya yang sedang menengadahkan tangannya dan mengabulkan tiap - tiap tetes air mata permohonannya.

Demikianlah wahai saudaraku, sungguh indahnya cara Allah menyayangi hambanya, memang pahit dan sakit untuk dirasakan, juga sulit dan berat untuk dijalankan, namun dibalik ujian atau cobaan disitulah hikmah yang bisa mengantarkan kita mendekatkan diri kepada Allah.

No comments:

Post a Comment